Penjual Nasi Goreng

Kantin

Di perumahan yang indah, ada keluarga yang hidupnya sangat sederhana. Ibu dari keluarga itu berumur 56 Tahun, memiliki profesi ibu rumah tangga. Dan ayah dari keluarga itu berumur 57 Tahun yang memiliki pekerjaan membuat nasi goreng keliling, dengan gaji yang lumayan kecil. Mereka memiliki 3 anak perempuan dan 1 anak laki yang masih bayi.

Ayah mereka selalu membuat nasi goreng setiap siang sampai sore, dan malamnya keliling dengan menggunakan gerobak. Dan ibu mereka menjaga 4 anak mereka sendiri. Kadang kadang penjualannya laris jika perumahannya ramai. Ayah mereka sudah 1 setengah tahun menjual nasi goreng di perumahan itu, dan tidak pernah terjadi perampokan atau hal yang mengganggu penjual itu.

Sampai suatu malam, ayah mereka sudah mulai keliling perumahan. Saat berangkat tidak terjadi apa apa dan semua berjalan lancar. Dan ayah mereka pun mulai melanjutkan lagi perjalanannya. Malam itu perumahan terasa sangat sepi, lampu jalanan nya sedikit redup. Benar benar tidak ada satu orang pun di perumahan itu.

Karena tidak ada pembeli yang kelihatan, dia pun memutuskan untuk duduk sambil memukul Ruas Bambu. Benar benar tidak ada orang yang kelihatan di perumahan itu, lalu dia meneriaki "Nasi Gorenggg". Dan masih tidak ada yang datang, Dia meneriaki lagi sekali " Nasi Gorengg". Masih tidak ada yang datang juga, sampai yang ketiga kalinya "Nasi Gorenggg", ada anak kecil yang datang menghampirinya. Anak tersebut bilang " Pak, saya mau beli nasi goreng satu" Dengan suara pelan. Dia pun kebingungan anak kecil ini muncul dari mana. Lalu dia bertanya "Rumah kamu dimana?", anak kecil itu menuding ke daerah yang gelap sambil berkata " Disitu..." Lagi dengan suara yang pelan.

Dia atau penjual pun bilang "Oke, sebentar saya Buatkan". Anak tersebut hanya diam sambil menunggu penjual itu selesai memasak Nasi Goreng. Nasi pun sudah selesai dipanaskan, lalu diberikan kepada anak tersebut. Dan anak itu langsung membayar uang 20000, tanpa basa basi anak itu langsung pergi. Penjual pun memanggil " Hei, kembaliannya!" Sambil teriak.

Seketika anak itu langsung menghilang dengan sangat cepat. Penjual itu pun melanjutkan memukul ruas bambunya sambil meneriaki "Nasi Gorengg". Karena sudah 20 Menit memukul dan meneriaki, tidak ada satu orang pun yang keliatan. Penjual pun memutuskan untuk pulang dengan hanya membawa uang 20.000. Sesampainya dirumah ibu dari keluarga itu pun menyambut kepulangan ayah, " Wah, sudah pulang yah". "Iya bu" dengan suara yang kelelahan. Ibu tersebut bertanya "Pembelinya ramai apa tidak yah ?", ayah tersebut hanya menghembus nafas sambil menjawab dengan membuka tasnya " Hanya dapet 1 pembeli bu, anak kecil lagi".

Saat ayah membuka tas, yang dilihat bukanlah uang 20.000 yang tadi anak kecil itu berikan. Melainkan Adalah 5 daun dengan bercak darah yang banyak. Ayah pun terkejut begitu pula dengan sang ibu. Lalu ayah pun menceritakan semua kepada ibu itu. Ibu dari keluarga itu pun langsung ketakutan, dan berkata bahwa daerah yang anak kecil tuding tadi adalah daerah yang angker. Sang ayah hanya bisa diam dan tidak menyangka kepada hal yang dia alami malam ini.

The End





● Baca Juga :