Menyamar
Pada saat itu, aku dan temenku bernama Rama pergi menjemput Temanku Afzal. Aku dan Rama menaiki sepeda motor, saat perjalanan pergi ke rumah Afzal, kami tertawa dan berbincang di sepeda motor.
Rencana awal kami akan pergi ke Kafe dekat rumah Rama. Tetapi Rama menolak dan berkata "Bro kayaknya kalo ke kafe kurang seru deh, sudah terlalu sering soalnya". " Oke dah kita putusin nanti aja di rumah Afzal." Ucapku.
Sesampai di rumah Afzal, Kami duduk sebentar sambil memutuskan akan pergi ke mana. Lalu Rama pun berkata "Gimana kalo ke Rumah angker deket rumahku ?".
Aku setuju, tetapi Afzal tidak setuju karena dia orangnya penakut. Rama pun memohon kepada Afzal agar dia mau pergi ke rumah Hantu. Afzal pun masih menolak, lalu karena aku juga penasaran dengan rumah angker dekat rumah Rama itu,
aku juga ikut menghasut Afzal agar dia setuju. Dan akhirnya Afzal mau, Kami pun langsung tancap gas dan pergi ke rumah angker itu.
Seperti tadi berangkat, aku dan Rama berbonceng menaiki sepeda. Afzal membawa sepeda motor sendiri.
Jarak rumah Afzal ke rumah Adalah 5 Kilo Meter. Kami pun berencana pergi ke rumah Rama terlebih dahulu untuk izin kepada orang tua Rama. Lalu Rama juga mengambil Senter. Afzal membantu Rama mencari Senter, sedangkan aku menunggu di luar. Konon Katanya rumah angker itu dibangun pada tanggal 1 November 1923. Dan tidak direnovasi sama sekali. Rumah angker itu berada di pinggir hutan, bagian belakang rumah itu adalah jurang yang sangat dalam. Dan jalan untuk memasuki rumah angker itu sangat seram.
Setelah izin kepada orang tua Rama, kami langsung pergi ke rumah angker itu. Saat akan menuju rumah itu Rama melupakan sesuatu, lalu Rama dan Afzal kembali ke rumah untuk mengambil sesuatu yang ketinggalan itu. Aku menunggu di dekat jalan menuju Rumah angker itu.
Setelah beberapa menit, Rama dan Afzal pun datang. Kami langsung melanjutkan perjalanan kami ke runah angker itu. Jalan menuju rumah angker itu sangat seram, karena di kanan kirinya adalah hutan. Tidak ada lampu jalanan disitu. Akhirnya setelah 2 Menit perjalanan,
Kami sudah berada tepat di depan rumah angker itu. Kami pun membuka pintu rumah itu.
Tempat itu sangat sangat gelap, pencahayaannya hanya ada senter yang dibawa Rama. Kita pun mulai meng explore tempat itu per ruangan. Konon katanya tempat itu dulu sering terjadi pembunuhan. Dan tempat eksekusi orang Indonesia. Rumah itu sangat besar, dan banyak ruangan di dalamnya. Saat memasuki ruangan pertama, ada kursi goyang dan meja bundar. Ruang kedua adalah kamar mandi, saat itu masih tidak terjadi apa apa.
Dan saat memasuki ruang ketiga, Aku sudah mulai merinding. Karena ada banyak sekali bercak darah di sana.
Lalu kami lanjut memasuki ruang ketiga, di ruang ketiga ada kasur dan kursi goyang, serta atap atap yang sudah berlubang.
Ruang keempat adalah kamar mandi lagi, kamar mandi itu sudah tidak terlihat seperti kamar mandi, disana sangat kotor, berantakan dan banyak yang rusak.
Hanya saja masih ada bak mandi yang terbuat dari kayu, beserta WC. Sehingga kami bisa mengetahui jika itu adalah kamar mandi.
Saat memasuki ruang kelima, sudah mulai bau mayat dan banyak sekali bercak darah di tembok, dan lantai.
Afzal dan Rama hanya diam sedangkan aku sudah ketakutan. Lalu aku berkata "Kita pulang aja yuk". Afzal pun berkata " Lanjut saja" dengan nada yang pelan.
Sedangkan Rama hanya diam. Lalu aku mencoba untuk positif thinking. Kami pun melanjutkan explore. Dan memasuki ruang terakhir, di dalam ruang itu hanya ada kursi dan meja makan, tidak ada yang menyeramkan, hanya saja tempat itu sangat berantakan dan kotor, Wajar saja karena tempat itu sudah tidak ditempati hampir 100 Tahun.
Kami pun memutar balik untuk pulang, karena tidak ada penampakan sama sekali. Saat memutar balik menuju pintu keluar, aku melihat ada teras di belakang rumah itu. Aku pun mengajak Rama dan Afzal ke teras itu. Di teras itu tidak ada hal yang sangat menyeramkan, hanya saja depan teras itu hutan yang sangat lebat dan gelap. Aku pun mengecek teras itu karena penasaran dengan yang ada di luar teras itu, sedangkan Rama dan Afzal hanya diam di depan pintu, entah mereka takut atau lelah.
Aku sendirian menelusuri teras itu, sejauh ini masih tidak ada hal yang seram. Aku pun kembali ke pintu teras itu, saat di depan pintu aku tidak melihat Rama dan Afzal. Aku pun mulai ketakutan karena aku sendirian di sana. Aku pun mencoba untuk tetap tenang sambil menutup mata. Aku menarik nafas dan membuangnya berkali kali agar bisa tenang. Lalu ada yang memegang pundak ku, aku menduga bahwa itu adalah Afzal dan Rama. Dan ternyata itu memang benar mereka, lalu aku marah kepada mereka karena mereka meninggalkanku.
Lagi dan lagi mereka hanya diam dan tidak ber ekspresi sama sekali. Lalu aku bertanya "Tadi habis dari mana?" Mereka tidak menjawab dan aku bertanya kembali "Lah kok cuma diem ?", aku pun menunggu jawaban mereka, lalu Rama pun menatapku dan tertawa terbahak bahak. Firasatku pun sudah mulai aneh, Afzal pun juga mulai tertawa. Aku hanya terdiam karena berpikir mereka mengerjaiku. Seketika senter ku mati dan cahaya bulan tertutup awan, aku sudah mulai panik dan mengajak mereka pulang. Disana sangat gelap aku tidak bisa melihat apa apa, bahkan Rama dan Afzal pun terlihat samar samar.
Lalu setelah 1 menit senterku kembali menyala. Aku sangat terkejut karena yang aku lihat di depanku bukan Rama dan Afzal, melainkan orang bermata merah dan berwajah jelek, dan di pohon pohon itu banyak sekali mayat tergantung, ladahal sebelumnya mayat mayat itu tidak ada. Aku pun langsung lari menuju pintu keluar rumah ini. Saat aku lari ada banyak suara anak kecil ketawa dan perempuan menangis, aku sangat ketakutan dan berharap ada manusia di sini yang baik dan bisa menolongku. Lalu di lantai ada banyak sekali darah.
Aku hanya lari mengabaikan semua hal yang telah terjadi saat aku lari. Sambil berdoa, aku sudah mendekati pintu keluar. Aku pun berhasil keluar dan langsung menuju rumah Rama. Tanpa aku sadari kakiku tertancap Paku, aku mengambil paku itu lalu lanjut lari. Meskipun aku berhasil keluar rumah itu, tapi aku masih harus melewati jalan yang berada di tengah hutan itu. Dan seramnya di pohon pohon itu sangat banyak mayat bergantung dan bau Darah. Aku menangis ketakutan sambil berlari menuju rumah Rama.
Aku tidak memperdulikan mayat mayat itu, aku hanya fokus berlari. Di depan aku melihat ada tiang lampu, tidak lama kemudian aku melihat Banyak tiang lampu. Akhirnya aku sampai di pemukiman Warga, aku sangat lega bisa keluar dari daerah yang sangat horor itu. Aku langsung menuju rumah Rama untuk menceritakan kepada keluarga Rama tentang semua yang telah terjadi padaku.
Sampai di rumah Rama, aku melihat Rama dan Afzal di luar rumah. Aku pun langsung memanggil mereka dan tidak menyangka bahwa mereka masih hidup. Rama langsung bertanya "Dari mana saja kamu?", aku tidak menjawab pertanyaannya itu karena masih ketakutan. Aku langsung membawa mereka masuk dan memanggil keluarga mereka, aku langsung menceritakan semua kepada mereka, awalnya mereka tidak percaya, tetapi setelah melihat ekspresiku yang super ketakutan mereka pun langsung percaya dan menenangkanku.
Lalu Afzal pun menjelaskan bahwa mereka dari tadi menungguku, dan orang yang tadi bersamaku itu bukan mereka. Rama pun berkata " untung kamu perginya tidak lama dan untung kamu selamat". Aku pun kebingungan dengan perkataan Rana itu dan langsung bertanya "Aku tadi perginya berapa Jam?", Rama menjawab "Hanya sekitar 5 Menit". Aku pun makin Ketakutan dan bilang dengan suara yang keras "Aku tadi keluar lebih dari 1 Jam!". Mereka terdiam kebingungan dan orang tua Rama berusaha menenangkanku. Lalu Rama ber spekulasi bahwa saat aku memasuki daerah Angker itu, aku berada dalam dimensi lain yang memiliki waktu berbeda. Aku sedikit kebingungan dengan pernyataan Rama itu dan masih mencoba untuk tidak mengingat kejadian tadi. Setelah berada di Rumah Rama sekitar 10 Menit, Aku berpamitan dan langsung pulang.
Untungnya saat perjalanan pulang tidak terjadi apa apa. Saat aku sampai di rumah aku langsung menceritakan semua kepada keluargaku. Mereka kebingungan dengan ceritaku itu. Aku sudah sangat capek dan tidur di ruang tamu bersama adik adik ku.
Aku sangat tidak menyangka dengan kejadian yang aku alami tadi. Yang pasti itu pengalaman pertama aku mengalami kejadian seseram itu. Aku juga masih berusaha melupakan kejadian tadi itu. Untungnya tidak ada luka berat pada diriku, hanya saja kakiku sedikit berdarah karena tertancap paku saat lari tadi.
● Baca Juga :
"Posisi jari itu sangat sempurna seperti bentuk jari di tangan. Dia pun ketakutan lalu lari keluar dan menuju mobil, sampai di mobil dia langsung..." Baca Artikel..
"Risa pun panik lalu ia membuka pintu kamar Orang tua nya, yaitu Desi dan Jaka. Desi pun terbangin lalu ia memarahi Risa. Risa pun menjelaskan se..." Baca Artikel..